Hasil studi selama delapan tahun, dibandingkan dengan orang pesimistis, orang yang optimistis memiliki risiko 9 persen lebih rendah terkena serangan jantung dan 14 persen lebih rendah terhadap kemungkinan kematian.
"Kebanyakan bukti menunjukkan bahwa tingkat kenegatifan yang lebih tinggi dan terus-menerus berbahaya bagi kesehatan," kata Dr Hilary A Tindle, ahli penyakit dalam di University of Pittsburgh Medical Center dan penulis utama laporan mengenai studi tersebut.
Meskipun tim penelitian itu mengatakan bahwa tidak jelas mengapa orang yang optimistis lebih sehat, hasil studi tersebut menunjukkan orang yang optimistis memiliki kemungkinan lebih kecil menjadi tertekan dan melampiaskannya pada rokok. Pada saat yang sama, orang yang optimistis tampak lebih muda dan memiliki tingkat pendidikan lebih tinggi serta penghasilan lebih besar.
No comments:
Post a Comment