Subscribe

RSS Feed (xml)

Powered By

Skin Design:
Free Blogger Skins

Powered by Blogger

Wednesday, April 7, 2010

KELAHIRAN REVOLUSI INDUSTRI DAN EKONOMI POLITIK KLASIK 1750-1850
 Oleh: Fiathin Romza

Pendahuluan

Tak seorang pun manusia di dunia ini lepas dari kecenderungan untuk menjadi kapitalis. Juga tak ada satu pun perusahaan yang bisa bebas nilai dengan tendensi kapitalisasi. Bahkan dapat dikatakan bahwa apa saja yang dimakan, diminum, dinikmati, atau dipakai adalah produk-produk kapitalisme. Hasil teknologi yang mengagumkan, proses industrialisasi yang begitu dramatis, penjelajahan dunia baru, penyebaran agama dan budaya tidak bisa melepaskan diri dari usaha dan hasil rekayasa sosial yang diolah oleh pelaku-pelaku kapitalisme.

Saat ini tidak ada yang bisa membantah kedigdayaan rezim kapitalisme yang mendominasi peradaban dunia global. Berakhirnya Perang Dingin menyusul ambruknya komunisme-sosialisme Uni Soviet beserta negara-negara satelitnya sering diinterpretasikan sebagai kemenangan kapitalisme. Hampir dalam setiap sektor kehidupan, logika dan budaya kapitalisme hadir menggerakkan semua aktivitas. Tenaga dan kekuataan kapitalisme begitu mengakar dan tertanam dalam seluruh kehidupan manusia. Tak sejengkal dan seinci tubuh manusia yang bisa terhindar dari jamahan kapitalisme.

Kapitalisme secara etimologis berasal dari kata caput, yang artinya kepala, kehidupan dan kesejahteraan. Makna modal dalam kapital seharusnya diinterpretasikan sebagai titik kesejahteraan. Dengan makna kesejahteraan, definisi kapital mulai dikembangkan dengan arti akumulasi keuntungan yang diperoleh dalam setiap transaksi ekonomi. Oleh sebab itu, interpretasi awal dari kapitalisme adalah proses pengusahaan kesejahteraan untuk bisa memenuhi kebutuhan. Dalam definisi ini, sebetulnya kapitalisme mempunyai definisi yang konstruktif-manusiawi. Pasti setiap orang mempunyai keinginan dasar untuk memenuhi kebutuhan dasarnya dalam hidup sehari-hari.

Masalahnya dalam perkembangan selanjutnya, terutama dalam era revolusi industri, kapitalisme didefinisikan sebagai paham yang mau melihat serta memahami proses pengambilan dan pengumpulan modal balik yang diperoleh dari setiap transaksi komoditas ekonomi. Pada saat itu pula, kapitalisme tidak hanya dilihat sebagai ideologi teoritis tapi berkembang menjadi paham yang mempengaruhi perilaku ekonomi manusia.

Akibat dari adanya sistem kapitalisme yang sangat nyata ditunjukkan dengan adanya kesenjangan sosial yang terjadi antara si kaya dan si miskin. Orang yang kaya mengaruk keuntungan yang banyak dan menambah kekayaan mereka dengan menindas kaum proletar. Sedangkan kaum proletar tidak bisa berbuat apa-apa atas apa yang terjadi, yang mereka kehendaki hanyalah sebatas upah yang tidak seberapa untuk menghidupi keluarga mereka. Sehingga yang sedikit adalah orang kaya yang semakin kaya, dan yang banyak adalah orang miskin yang semakin miskin. Inilah kritik utama Douglas terhadap sejarah ekonomi kapitalisme.

Sejak awal munculnya kapitalisme yang ditandai dengan revolusi industri telah memberikan dampak negative, khususnya di Inggris yaitu upah buruh yang murah menyebabkan timbulnya keresahan yang berakibat pada munculnya kriminalitas dan kejahatan. Upaya untuk memperbaiki nasib buruh dan masalah sosial di Inggris inilah yang akhirnya melahirkan aliran sosialisme dan revolusi sosial, juga paham-paham lainnya yang menentang kapitalisme.

Douglas dalam bukunya Capitalism and Its Economics: A Critical History lebih fokus pada peran ekonom daripada sejarawan, sosiolog, dan ilmuwan politik. Yang mendasari analisis Douglas adalah pandangan bahwa sejarah adalah sine qua non untuk memahami kehidupan ekonomi, yaitu bahwa hubungan struktur dan masyarakat (terutama dalam kekuasaan yang biasanya dilihat sebagai sebuah konsep politik) menentukan aspek kuantitatif dan kualitatif dari keberadaan. Dalam masyarakat kapitalis hubungan struktur dan ekonomi sangat penting, bahwa yang bergerak dalam proses-proses sosial adalah ide-ide yang dihasilkan oleh struktur dan perubahan dalam hubungan. Dan akhirnya, di antara ide-ide dalam masyarakat kapitalis, argumen ekonomi secara alami cenderung lebih memberatkan.


Mulai dari Suatu yang Besar

Sama seperti halnya Eropa yang tumbuh pada masa runtuhnya kerajaan Roma, kapitalisme lahir atas unsur-unsur lemah monarki-merkantilis Eropa pada pertengahan abad kedelapan belas. Kapitalisme dan revolusi industri pertama kali terjadi di Inggris. Beberapa faktor yang mendukung adanya kapitalisme dan revolusi industri di Inggris yaitu adanya sumber daya yang tepat, mempunyai sejarah pra-industri modern yang panjang, keterlibatan dengan perdagangan global dan luasnya kepemilikan kolonial, dan proses sosial yang relatif lebih cair dibandingkan dengan tempat lain pada waktu itu. Lahirnya kapitalisme di Great Inggris terkait dengan ekspansi pada generalisasi dengan membandingkan Inggris dengan Prancis, yang merupakan pesaing untuk menjadi negara industri kapitalis.

Pada abad ke tujuh belas dan abad ke delapan belas, Prancis merupakan negara yang  paling tua dan kuat dibandingkan dengan negara-negara lainnya. Prancis juga merupakan kerajaan yang besar yang mempunyai sumber daya alam yang baik, memiliki populasi yang relatif besar, dan industri pra-modern yang berkembang. Namun menurut john U. Nef, sepanjang abad kesembilan belas Prancis tertinggal di belakang Inggris. Bukan karena Prancis kekurangan bahan dasar vital untuk menjadi industri kapitalis, tetapi karena kerangka sosial dan standar yang mengarah kepada penyalahgunaan keuntungannya.

Pada awal tahun 1640an, Inggris sedang memasuki periode baru transformasi kelembagaan, untuk memungkinkan fleksibilitas dalam sosial ekonomi industri modern dan aturan kapitalis mulai terwujud. Sementara itu, Prancis meskipun lebih tua dan kuat daripada Inggris sedang mengembangkan socoioeconomic kekakuan. Tahun 1640 di Inggris disebut dengan revolusi puritan. Revolusi Puritan lebih sering dianggap sebagai ”borjuis” daripada ”Puritan”.

Pada pertengahan abad kedelapan belas terjadi peristiwa perampasan tanah pedesaan oleh para kapitalis yang dikenal dengan peristiwa enclosure movement (gerakan pencaplokan/ pemagaran tanah). Gerakan ini merupakan unsur kunci dari kebebasan swasta. Gerakan ini adalah gerakan pemagaran tanah-tanah pedesaan untuk dijadikan lahan penggembalaan biri-biri atau untuk budidaya benih. Setelah proses pengambil alihan tanah pedesaan tersebut, di dalam masyarakat muncul jurang sosial, di satu sisi ada orang kaya yang menguasai tanah luas, dan di sisi lain muncul buruh tak bertanah.
Banyak petani di pedesaan yang tadinya punya tanah dengan ukuran kecil akhirnya kehilangan tanahnya. Kini yang tertinggal adalah pemilik tanah luas dan petani kecil yang kini menjadi buruh tani. Inilah yang disebut dengan komodifikasi dari tanah dan tenaga kerja. Hasil utama dari semua ini adalah sebuah kelas tidak berdaya, petani yang terampas, mampu bertahan hidup hanya dengan "kesejahteraan" atau de Slave facto labor. Nasib sebagian besar penduduk desa menjadi hancur. Selama satu abad (1750-1850) kehidupan orang-orang desa menjadi seperti neraka kehidupan kota, seperti neraka yang terbuat dari kapas, begitulah Douglas menyebutnya.


Negara: Now You See It, Now You Don’t

Apa yang dilakukan atau tidak dilakukan oleh negara merupakan suatu hal yang penting dalam perkembangan masyarakat. Dalam bab ini, Douglas mengutip hasil studi W.O. Henderson di Inggris yang menyatakan bahwa pada masa laissesz-faire peran pemerintah Inggris dalam urusan ekonomi adalah pasif, dimana pemerintah adalah penggerak utama terjadinya kejahatan sosial dan perubahan besar dari waktu ke waktu, juga ketidakmampuan mereka dalam melihat adanya alasan yang baik mengapa mereka harus melakukan sesuatu.

Pemerintah Inggris pada masa laissez-faire, sebagian besar terdiri dari tuan tanah dan bangsawan dan munculnya kelompok Whig (anggota partai liberal) yang memiliki kekuasaan dan aspirasi yang berpusat pada orang-orang mengerikan dan selalu memperdalam serta memperluas tambang batu bara dan juga berharap untuk memperluas perdagangan dan industri.

Masa laissez-faire adalah masa dimana tidak diinginkan adanya campur tangan pemerintah dalam perekonomian. Pendukung doktrin laissez-faire ini berpendapat bahwa suatu perekonomian perusahaan swasta (private-enterprise economy) akan mencapai tingkat efesiensi yang lebih tinggi dalam pengalokasian dan penggunaan sumber-sumber ekonomi yang langka dan akan mencapai pertumbuhan ekonomi yang lebih besar bila dibandingkan dengan perekonomian yang terencana secara terpusat (centrally planned economy). Pendapat ini didasarkan pada pemikiran bahwa kepemilikan pribadi atas sumber daya dan kebebasan penuh untuk menggunakan sumber daya tersebut akan menciptakan dorongan kuat untuk mengambil risiko dan bekerja keras. Sebaliknya, birokrasi pemerintah cenderung mematikan inisiatif dan menekan perusahaan.


Kaisar Kapas

Awal dari kapitalisme ditandai dengan adanya revolusi industri. Sebelumnya, kehidupan di Eropa diwarnai oleh system feodalisme yang mengandalkan sektor pertanian. Hubungan perdagangan antara Eropa dengan dunia Timur tertutup setelah perdagangan di Laut Tengah dikuasai oleh para pedagang Islam pada abad kedelapan sampai abad keempat belas. Dengan meletusnya perang salib (1096-1291) hubungan Eropa dengan dunia Timur hidup kembali. Muncul kota-kota dagang antara lain Geonoa, Florence dan Venesia yang semula menjadi pusat pemberangkatan pasukan salib ke Yerusalem. Lahirnya kembali kota-kota dagang diikuti oleh munculnya kegiatan industri rumahan (home industry).

Kemudian pada abad 15 dan 16, ditemukan banyak wilayah baru atau tanah jajahan di Afrika, Asia, dan Amerika oleh pelaut-pelaut Eropa sehingga berkembanglah perdagangan lewat laut yang kemudian mengakibatkan terbentuknya kaum borjuis yang kaya dan sangat berpengaruh di Inggris, Nederland, Prancis, beberapa daerah di Jerman dan Italia. Kemunculan golongan menegah ini yang menguasai sektor ekonomi dan melahirkan kapitalisme, akhirnya melahirkan ketegangan dengan tuan tanah yang telah mendominasi sebelumnya.

Revolusi industri ditandai dengan penyebaran Pencerahan, keberhasilan para filsuf dan karya-karya mereka. Mereka berupaya memperluas kemampuannya dalam menguasai alam dan memperbanyak pengetahuannya. Yang terpenting, dalam kaitannya dengan ekonomi, mereka bertekad mengurangi dan mengganti kerja kasar atau tenaga manusia dengan mesin. Kecenderungan ini terjadi menjelang tahun 1750, di Prancis, Jerman, Nederland dan terutama di Inggris. Dengan adanya bahan mentah yang melimpah dari tanah jajahan ditambah kecenderungan untuk efisiensi kerja untuk menghasilkan yang sebesar-besarnya, maka perdagangan yang ada saat itu telah menghapus ekonomi semi-statis abad-abad pertengahan menjadi kapitalisme yang dinamis yang dikuasai oleh pedagang, bankir, dan pemilik kapal. Inilah awal perubahan yang cepat dan keras dalam dunia ekonomi yang kemudian memunculkan Revolusi Industri, yang bukan hanya bergerak dalam perdagangan, tetapi juga pada dunia produksi.

Kapas mempunyai peran yang sangat penting dalam revolusi industri. Berawal dari produksi dan perdagangan wol di Inggris yang tumbuh di abad kedelapan belas. Wol merupakan kekuatan ekonomi bagi Inggris. Tetapi dengan munculnya sistem pabrik modern (1815), kapas menjadi lebih penting daripada wol. Pada abad kedelapan belas, produksi wol tidak berada di pabrik tetapi di rumah-rumah pedesaan, sehingga biasa disebut dengan "industri rakyat".

Dalam tahun-tahun pertama abad kedelapan belas, pemintalan dan tenun tangan adalah teknologi produksi wol. Menenun yang lebih efisien daripada memintal merangsang penemuan mesin pemintal benang ”Jenny” yang diciptakan James Hargreaves pada tahun 1767. Namun ternyata mesin Jenny tidak terlalu kuat, sampai di temukannya “kerangka air” oleh Ricard Arkwight dua tahun kemudian. Pada tahun 1779, Samuel Croupton menggabungkan alat pemintal Jenny dengan kerangka air menjadi sebuah mesin yang diberi nama ”Mule”. Selanjutnya, ditemukan juga mesin tenun oleh Cartwright pada tahun 1785 yang disempurnakan beberapa tahun kemudian. Penemuan-penemuan ini, pada gilirannya mendorong munculnya sistem pabrik. Sebab, mesin pemintal benang, kerangka air, penggulung benang dan lainnya adalah mesin besar dan berat yang tidak bisa dipasang di kedai yang dioperasionalkan oleh seorang pekerja, sehingga membutuhkan dana dan lahan yang besar. Karena itulah untuk pertama kalinya pada tahun 1771, Ricard A. mendirikan sebuah pabrik.

Pada perkembangan selanjutnya ditemukan mesin uap yang bisa dipergunakan sebagai penggerak mesin berat, sistem pabrik pun menjadi semakin berkembang. Pada gilirannya, sistem kerja mesin-mesin dalam pabrik ini kemudian melahirkan temuan-temuan mesin baru yang mendorong lahirnya industri-industri besar berikutnya. Industri pertama yang menggunakan tenaga uap adalah industri pabrik yang akhirnya menjadi kekuatan utama dalam revolusi industri.

Kondisi upah kerja dari pabrik pada saat itu sangat mengerikan. Tapi setidaknya, ada pekerjaan meskipun sebagian besar dari penduduk desa yang miskin tidak mempunyai pekerjaan. Sehingga sebagian besar penduduk Inggris pada abad kesembilan belas tidak hanya sangat miskin dan tak berdaya, bahkan lebih parah dari pada itu. Dan bencana sosial itu terjadi kembali pada negara-negara berkembang saat ini, bahkan dalam jumlah yang lebih besar. Sebagian besar penduduk bekerja 12-14 jam sehari untuk mendapatkan upah yang hampir tidak memungkinkan untuk kelangsungan hidup. Bahkan anak-anak (umur empat sampai sepuluh tahun) pun bekerja di pabrik kapas untuk dapat berlangsung hidup.

Sebelum kapas, wol adalah industri utama bagi Inggris pada periode abad pertengahan. Perdagangan wol di Inggris disertai kekuatan politik yang kuat. Tahun 1700, Inggris melarang semua impor kapas ("calicoes") dari India - produsen kain katun terkemuka di dunia. Hal itu dilakukan agar industri kapas tidak mempunyai saingan dan dapat mengusai perdagangan. Hingga akhirnya Ricardo menyatakan tentang “perdagangan bebas."

Industrialisme di Pelana

Ditemukannya mesin uap dan sistem pabrik mendorong penemuan-penemuan mesin baru lainnya dan munculnya industri-industri besar lainnya, seperti pada keramik, metalurgi dan produk logam, pertambangan batubara dan transportasi. Perluasan industri yang paling nampak pada saat itu adalah dalam bidang transportasi, seperti ditemukannya kereta api, otomobil, dan kapal uap. Mesin uap memiliki peran yang penting bagi semua perkembangan ini. Seperti penggunaan lompatan kuantum dalam produksi batu bara, munculnya rel untuk kereta api dan kapal uap, lahirnya pabrik-pabrik raksasa dengan cerobong asap. Kereta api merupakan transportasi yang dapat memperluas jaringan internal dan dengan kapal uap seluruh benua menjadi terikat dan dapat dijangkau dengan cepat dan murah.

Makna ekonomi yang lebih besar dari semua ini muncul pada paruh terakhir abad kesembilan belas dimana kemungkinan dan kebutuhan mempunyai skala yang besar, produksi massal dan cepatnya transportasi menghasilkan peningkatan secara besar-besaran dalam industri pertanian dan produksi. Semua yang memungkinkan dan diperlukan dengan apa yang disebut revolusi industri kedua pada gilirannya menjadi dasar untuk revolusi industri pada abad kedua puluh.

Perubahan besar dalam ekonomi tidak dapat terjadi tanpa disertai adanya perubahan yang besar pula dalam sosial (termasuk budaya) dan kehidupan politik. Pembangunan ekonomi industri kapitalisme di Inggris menjadi jelas pada abad pertengahan bahwa hal itu akan mampu mempertahankan atau meningkatkan momentum tanpa secara bersamaan mengubah dan memperluas ekonomi dunia. Ekonomi kerajaan Inggris dapat berkembang dari waktu ke waktu hanya dengan meningkatnya komoditas ekspor dan dari modal.


The Brains Trust

Adam Smith adalah inspirasi utama dalam membangun kerangka teoritis
ekonomi politik klasik, yang selanjutnya berkembang menjadi ideologi kapitalisme. Karyanya yang terkenal adalah buku An Inquiry into the Nature and Causes of the Wealth of Nations (disingkat The Wealth of Nations) adalah buku pertamanya yang menggambarkan sejarah perkembangan industri dan perdagangan di Eropa serta dasar-dasar perkembangan perdagangan bebas dan kapitalisme. Sistem ekonomi ini muncul pada abad 18 di Eropa Barat dan mulai terkenal pada abad 19.

The Wealth of Nations menjadi berpengaruh karena telah membuat bidang ekonomi dan perkembangannya menjadi disiplin ilmu yang sistematis dan berdiri sendiri. Buku tersebut menjadi manifestasi klasik dalam melawan merkantilisme (teori dimana cadangan besar dari logam mulia merupakan keharusan bagi suksesnya ekonomi), yang muncul di tahun 1776. The Wealth of Nations juga menolak pernyataan Psiokrat mengenai pentingnya lahan. Smith percaya bahwa buruh merupakan proritas tinggi, dan pembagian buruh akan berakibat pada kenaikan yang signifikan pada produksi. Selanjutnya, pemikiran Smith dalam Nations melahirkan ide-ide baru bagi para ekonom lain, seperti Thomas Malthus dan David Ricardo. Mereka fokus dalam memperbaiki teori ekonomi klasik Adam Smith. Malthus mengembangkan ruminasi Smith dalam overpopulasi, sedangkan Ricardo percaya pada "hukum besi upah" - dimana ledakan populasi bisa mencegah upah melewati tingkat yang rasional. Smith memberi solusi pada kenaikan upah dengan kenaikan produksi, pandangan yang dianggap lebih akurat untuk saat ini.

Selain pemikiran ekonomi Adam Smith, juga akan dibahas mengenai ide-ide terkemuka lainnya. Diantaranya adalah pemikiran ekonomi Ricardo, Malthus, Bentham, Jean-Baptiste Say (1767-1832), dan Mill. Mereka mengejar penalaran Smith dan menyelesaikan struktur dengan analisis lebih khusus. Ricardo dengan perdagangan luar negeri, Malthus dengan pseudo-ilmiah alasan untuk kekerasan sosial, Bentham dengan teori sifat manusia yang masih mendasari teori ekonomi, Say dengan teori makroekonomi, dan Mill dengan sintesis untuk politik klasik ekonomi.

Adam Smith

Adam Smith lahir di Kirkcaldy, Skotlandia pada 5 Juni 1723 dan meninggal di Edinburgh, Skotlandia pada 17 Juli 1790 di usia 67 tahun. Smith memperoleh pendidikan di Universities of Glasgow dan Universities of Oxford dan menjadi profesor petama di bidang logic philosophy dan kemudian di bidang moral philosophy di Glasgow. Adam Smith, sebagai seorang pemikir memiliki kerangka berpikir yang sistematis dan tertarik pada perilaku manusia (human conduct). Sebagai seorang filusuf moral, Smith tertarik pada masalah-masalah ekonomi, terbukti pada catatan perkuliahannya antara tahun 1760-1764 tentang filusuf moral terdapat beberapa poin yang menyinggung masalah ekonomi.

Dalam pemikirannya, Adam Smith banyak dipengaruhi oleh beberapa pemikir-pemikir besar sebelumnya. Seperti Francis Hutcheson, melandasi dasar kecintaan Smith pada natural order. Beberapa paham naturalis yang turut mengilhaminya antara lain, Stoicsisme Yunani, Epicureans, Stoicisme Romawi (antara lain Cicero, Seneca, Epictetus), Hobbes, Bacon dan Locke. Paham naturalis yang terdiri dari beberapa kelompok ini memiliki kecenderungan pola pikir yaitu keyakinan atau kepercayaan terhadap natural order yang melekat pada tiap diri manusia. Semua itu membuat tiap-tiap organisasi sosial bertindak untuk menyelaraskan dengan natural order. Bagi Smith, dasar dari natural order itu dianggap sifat manusia yang terdiri dari enam motif: cinta pada diri sendiri, simpati, keinginan untuk menjadi bebas, rasa kesopanan, kebiasaan kerja, dan kecenderungan untuk tukar menukar barang.

Adam Smith memiliki pemikiran bahwa setiap orang secara natural akan saling menghargai (rasional) sehingga dia menganggap manusia adalah makhluk bebas yang dengan sendirinya tahu nilai-nilai kemasyarakatan. Pemikiran semacam ini sangat berbahaya karena pada kenyataannya manusia tidak seperti anggapan Adam Smith (rasional, ada beberapa manusia yang irasional). Tanpa adanya peraturan manusia akan saling makan dan menindas yang berlaku adalah hukum rimba. Smith yang menghargai sifat natural manusia dan kecewa pada dampak merkantilisme membenci campur tangan pemerintah tetapi tanpa ada campur tangan pemerintah, kehidupan dalam bernegara tidak akan dapat berjalan dengan sendirinya.

Teori utama yang dikemukakan Adam Smith adalah teori mengenai pasar bebas yang bergerak menurut mekanisme pasar yang dianggapnya secara otomatis bisa memproduksi macam dan jumlah barang yang paling disenangi dan diperlukan masyarakat konsumen. Misalnya, persediaan barang yang justru disenangi merosot, dengan sendirinya harga akan naik dan kenaikan harga ini akan mendatangkan untung banyak bagi siapa saja yang memproduksinya. Karena untung banyak, pabrik-pabrik lain tergerak untuk memproduksi juga. Akibat dari kenaikan produksi tidak bisa dan tidak akan menyingkirkan keadaan kekurangan barang. Lagi pula, kenaikan suplai dalam kaitan dengan kompetisi antar berbagai perusahaan akan cenderung menurunkan harga komoditi pada tingkat harga yang normal, misalnya ongkos produksinya. Tak ada pihak mana pun yang membantu melenyapkan kelangkaan, tetapi kelangkaan itu akan teratasi dengan sendirinya. ”Tiap orang,” kata Smith "cenderung mencari keuntungan untuk dirinya, tetapi dia dituntun oleh tangan gaib untuk mencapai tujuan akhir yang bukan menjadi bagian keinginannya. Dengan jalan mengejar kepentingan dirinya sendiri dia sering memajukan masyarakat lebih efektif dibandingkan jika dia betul-betul bermaksud memajukannya"

"Tangan gaib" ini tak dapat melakukan pekerjaan sebagaimana mestinya jika ada gangguan terhadap persaingan bebas. Karena itu Smith percaya kepada sistem perdagangan bebas dan menentang keras harga tinggi. Pada dasarnya dia menentang keras hampir semua ikut campurnya pemerintah di bidang bisnis dan pasar bebas. Campur tangan ini, kata Smith, hampir senantiasa akan mengakibatkan kemerosotan efisiensi ekonomi dan ujung-ujungnya akan menaikkan harga.

Kritik Smith terhadap keserakahan dan kebodohan yang menyertai cara dan sarana merkantilis sepenuhnya dibenarkan (menyampaikan harapan bahwa industrialisasi dari waktu ke waktu akan membawa perbaikan). Dia tidak meramalkan kemerosotan kehidupan yang akan dialami oleh generasi pekerja. Ia juga tidak bisa mengantisipasi bahwa industrialisasi akan membawa hilangnya "tangan gaib" dari kompetisi. Dalam retrospeksi mudah untuk melihat bahwa begitu banyaknya perusahaan kecil yang akan menepis atau ditelan oleh raksasa, dan menggantikan tekanan kompetitif oleh pengaturan monopolistis.

“Invisible hand” or “invisible fist”?

Teori invisible hand dikenalkan oleh Adam Smith di dalam bukunya The Wealth of Nation. Pandangan tersebut mengatakan bahwa pasar yang baik adalah pasar yang dibentuk oleh kompetisi antara penawaran dan permintaan. Negara tidak boleh mengintervensi pasar dalam bentuk apapun (semisal penetapan harga barang, upah kejra, dll) agar tercipta harga yang wajar sebagai wujud keseimbangan dari kompetisi bebas antara kekuatan penawaran dan kekuatan permintaan. Biarkan pasar digerakkan oleh kekuatan tersembunyi yang akan menyeimbangkan antara supply dan demand. Peran Negara dianggap justru akan mengganggu terciptanya efisiensi produksi dan distribusi yang seharusnya terjadi karena dorongan untuk memenuhi peningkatan permintaan.

Ide invisible hand secara langsung mendorong tuntutan kebebasan berekonomi termasuk diantaranya adalah kebebasan berproduksi dimana individu-individu haruslah dapat mengembangkan kemampuan dan kuantitas produksinya sehingga diharapkan tercapainya kemakmuran yaitu kondisi dimana masyarakat bisa mendapatkan barang dan jasa semurah mungkin. Untuk mewujudkan hal itu maka masyarakat harus bisa mengakses semua bentuk sumber daya baik itu berupa modal capital, bahan baku industri, mesin, tenaga kerja, dan lain lain agar tercipta produksi secara massal.

Buku Adam Smith dapat dipandang sebagai karya ilmiah yang masuk akal untuk mengharapkan analisis sosial - di mana "ilmiah" ini dimaksudkan terdiri dari beberapa kombinasi dari fakta yang diamati, logika, dan dapat diuji hipotesis. Walaupun buku itu diremehkan setidaknya ada dua proses ekonomi utama yang dilanjutkan oleh ekonom lain, yaitu tentang perdagangan luar negeri dan teori ekonomi makro. Teori perdagangan luar negeri dibahas oleh Ricardo, sedangkan teori ekonomi makro dibahas oleh Jean-Baptiste Say.

David Ricardo

David Ricardo pertama kali bersentuhan dengan dunia ekonomi pada usia 27 tahun, dia tidak pernah memikirkan kebijakan ekonomi sebelumnya. Suatu ketika dia membaca hasil karya Adam Smith, The Whealth of Nation, hingga akhirnya dia tertarik utuk mempelajarinya. Peristiwa yang menentukan karir intelektualnya adalah saat dia berkenalan dan bersahabat dengan James Mill, seorang pengikut Bentham dan filosof yang radikal, Mill mendorong Ricardo untuk membuat pinsip-pinsip ekonomi sendiri.

David Ricardo lahir di London pada 19 April 1772 dan meninggal pada 11 September 1823 di usia 51 tahun. Dia menjadi broker saham seperti ayahnya, dan setelah memperoleh keuntungan besar dalam waktu singkat, dia menjadi pemilik tanah dan anggota parlemen. Karyanya yang paling penting adalah The Principles of Political Economy and Taxation yang dipublikasikan pertama kali pada tahun 1817. Selain itu ia juga menulis essay The High Price of Bullion (1810).

Dalam teori upah, Ricardo menyatakan bahwa dalam jangka panjang, harga merefleksikan biaya produksi, dan berhubungan dengan harga jangka panjang sebagai harga alami. Harga alami tenaga kerja merupakan biaya produksi, biaya pemeliharaan pekerja. Jika harga berhubungan dengan harga alami tenaga kerja, kemudian upah menjadi standar hidup.

Ricardo juga menceritakan bahwa biaya produksi tenaga kerja merupakan hal yang paling utama dalam profit dan upah. Menurutnya biaya yang tinggi dalam memproduksi akan membuat upah tinggi dan rendahnya profit. Dia menyatakan dalam Esssay on Profits “Profits tergantung pada tinggi rendahnya upah, upah dalam harga kebutuhan, dan harga kebutuhan pada harga makanan.”

Teori diminishing profit Ricardo lebih meyakinkan dengan menghubungkannya dengan teori differential rent. Pada teori ini, prinsip diminishing return adalah sebuah akibat penting, berhubungan dengan terjadinya impor beras di Inggris. Ricardo menunjukkan ketidaklayakkan dalam pembatasan importasi. Dalam essay Ricardo tentang perburuhan, prinsip differential rent untuk menahan pandangannya bahwa pertumbuhan populasi dan modal akan memasukkan diminishing profit, mungkin ia berharap dicegah oleh ketidakterbatasan impor padi di luar negeri.

Ricardo ialah ahli pertama yang mengembangkan teori nilai dan hubungannya dengan distribusi. Pembukaan Ricardo pada teori nilai ialah “Nilai komoditas atau kuantitas komoditas lain untuk yang akan ditukar, tergantung kuantitas relatif pada buruh yang dibutuhkan untuk produksi dan tidak pada kompensasi yang lebih besar/kecil yang dibayar pada buruh itu.” Nilai secara utama mengganti nilai lebih baik dari menggunakan nilai, dan pertukaran nilai mempunyai 3 elemen yaitu penggunaan, kelangkaan dan buruh.

Dalam buku The Principles of Political Economy and Taxation, Ricardo mengembangkan teori keunggulan komparatif, yang masih digunakan para ekonom untuk menjelaskan keuntungan dari perdagangan internasional. Sebagai anggota parlemen, dia menjalankan teori-teorinya untuk bekerja dan menentang undang-undang jagung, yang membatasi perdagangan internasional dalam hasil-hasil perkebunan.

Sama seperti Smith yang mampu melihat kemungkinan-kemungkinan industrialisasi modern dalam embrio awal dari waktu tersendiri, Ricardo juga dapat melihat bahwa Inggris berada di ambang ekonomi industri dan dengan demikian, maka perlu untuk terus meningkatkan volume impor dalam beragam komoditas, dan diperlukan peningkatan ekspor untuk membantu mereka dalam membayar impor.

Injil Perdagangan Bebas

Seperti Adam Smith, Ricardo juga merupakan penentang proteksi bagi perekonomian nasional, terutama untuk pertanian. Dia percaya bahwa hukum tarif jagung Inggris pada produk pertanian kurang produktif. Dengan demikian, surplus akan diarahkan lebih ke arah tuan tanah feodal dan jauh dari industri. Sejak tuan tanah cenderung menyia-nyiakan kekayaan mereka, Ricardo percaya bahwa Undang-Undang Jagung mengarah kepada stagnasi ekonomi Inggris. Akhirnya Parlemen mencabut Undang-Undang Jagung pada tahun 1846.

Kunci dari teori Ricardo yang mendasari perdagangan bebas adalah prinsip keunggulan komparatif. Menurut teori Ricardo, jika suatu negara dapat memproduksi segala sesuatu dengan lebih efisien daripada negara lain, itu akan menuai keuntungan dari spesialisasi di bidang apa yang terbaik dalam memproduksi dan perdagangan dengan negara lain. Ricardo percaya bahwa upah harus dibiarkan untuk membebaskan persaingan, sehingga tidak boleh ada pembatasan pada impor produk pertanian dari luar negeri.

Manfaat dari keunggulan komparatif terkait dengan distribusi yang baik dan peningkatan pendapatan riil. Dalam teori Ricardo, efek distribusi menunjukkan bahwa perdagangan luar negeri tidak dapat mempengaruhi laba secara langsung, karena perubahan keuntungan hanya sebagai respons terhadap tingkat upah. Dampak terhadap pendapatan selalu menguntungkan, karena perdagangan luar negeri tidak mempengaruhi nilai.

Jean-Baptiste Say

Jean-Baptiste Say lahir di Lyon, Prancis, pada 5 Januari 1767 dan meninggal di Paris pada 15 November 1832. Say adalah seorang pebisnis, publik figur (publicist) dan man of letters, yang memperkaya berbagai latar belakangnya dari perjalanannya di Inggris dan karirnya sebagai bankir, life insurance, dan Koran, dan juga bekerja sebagai editorial pada perintis entrepreuner pada awal mekanisasi industri pemintalan katun di Perancis.

Pada tahun 1788, pada saat dia berumur 21 tahun, dia membaca The Wealth of Nations. Dan 15 tahun setelah itu tepatnya pada tahun 1803 dia mempublikasikan Traite d’economie politique, yang terdiri dari dua volume, yang membuatnya menjadi pembawa ajaran utama Adam Smith di Eropa dan Amerika Utara.

Setelah Napoleon menjadi penguasa pada tahun 1804, otoritas yang berwenang melarang publikasi/peredaran buku Say edisi kedua sehingga membuatnya meninggalkan Paris selama beberapa tahun untuk memulai karirnya sebagai pengusaha (manufacturer). Setelah Say kembali ke Paris, buku edisi keduanya baru dipublikasikan pada tahun 1814, yang kemudian diikuti tiga buku berikutnya selama masa hidupnya.

Pemikiran Say berawal dari kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang membuat peningkatan yang besar bagi produktivitas, sehingga dengan input yang sama akan menghasilkan output yang lebih besar atau memungkinkan untuk memproduksi output yang sama tetapi dengan input yang lebih kecil. Karena Say sangat takut dengan perkembangan teknologi daripada Fisiokrat, distibusi pertumbuhan output menjadi permasalahan besar yang relevan. Say kemudian merumuskan hipotesis untuk lebih memperjelas pendangannya, yaitu cost reduction, dimana nantinya akan membuat biaya produksi turun hingga menjadi nol. Kemudian semua barang akan menjadi barang bebas seperti udara dan air, sehingga dengan demikian permasalahan ekonomi akan terpecahkan.

Say menemukan kegagalan pada Smith yang memposisikan atribut labor sebagai kekuatan untuk memproduksi nilai. Menurut Say ini adalah industri manusia, yang menggabungkan alam, capital yang menghasilkan value. Say kemudian memperkenalkan pembagian faktor produksi menjadi labor, tanah, dan capital, pembagian yang menjadi standar hingga pada literature abad ke-19.

Kontribusi J.B. Say terhadap aliran klasik ialah pandangannya yang mengatakan bahwa setiap penawaran akan menciptakan permintaannya dengan sendiri. Pendapat Say ini disebut dengan Hukum Say. Hukum Say didasarkan pada asumsi bahwa nilai produksi selalu sama dengan pendapatan. Tiap ada produksi, pasti ada pendapatan, yang nilainya sama persis dengan nilai produksinya tadi. Dengan demikian dalam keadaan keseimbangan, produksi cenderung menciptakan permintaan sendiri akan produksi barang yang bersangkutan. Dengan asumsi seperti ini ia menganggap bahwa peningkatan produksi akan selalu diiringi dengan peningkatan pendapatan. Jadi, dalam perekonomian yang menganut pasar persaingan sempurna tidak akan pernah terjadi kelebihan penawaran.

Depresi Adalah Mustahil

Menurut Say dalam perekonomian bebas atau liberal tidak akan terjadi "produksi berlebihan" (over production) yang sifatnya menyeluruh, begitu juga pengangguran total tidak akan terjadi. Yang mungkin terjadi menurut Say ialah kelebihan produksi yang sifatnya sektoral dan juga pengangguran yang sifatnya terbatas (pengangguran friksi).

Banyak dunia belum melakukannya, tetapi ketika Say menulis Risalah Politik Ekonomi yang diterbitkan pada tahun 1803, hanya satu bagian kecil dari dunia, yaitu Inggris, yang bergerak untuk melakukannya. Ketika industrialisasi menyebar dari Inggris ke Benua Eropa, Amerika Serikat, dan Jepang, industrialisasi global berada dalam tahap awal. Dengan demikian, ada proses ekspansi dan kontraksi di seluruh abad ( "siklus bisnis") yang memang tidak "benar sendiri."

Ketika depresi berlanjut di tahun 1930-an, profesi ekonomi menempel Hukum Say, dan berpendapat bahwa penyebab depresi dan pengangguran adalah bahwa para pekerja menuntut upah yang berlebihan. Akhirnya teori Say digantikan dengan teori Keynesian pada tahun 1936 yang menyatakan bahwa perekonomian yang dilandaskan pada kekuatan mekanisme pasar akan selalu menuju keseimbangan (equilibrium).



Thomas Robert Malthus

Malthus dilahirkan pada tahun 1766, dekat Dorking di Surrey, Inggris. Dia bersekolah di Jesus College di Universitas Cambridge dan lulus pada tahun 1788. Kemudian Malthus ditugaskan sebagai pendeta Anglikan pada tahun itu juga. Pada tahun 1791 Malthus memperoleh gelar "master" dan pada tahun 1793 dia menjadi kerabat Jesus College. Malthus meninggal pada usia 67 tahun, tepatnya pada tahun 1834 di kota Bath, Inggris.

Mulanya Malthus tak lebih dari seorang pendeta yang sama sekali tak dikenal. Tetapi pada tahun 1798, Malthus menulis sebuah buku yang berjudul An Essay on the Principle of Population as it Affects the Future Improvement of Society, yaitu sebuah esai tentang prinsip mengenai kependudukan yang akhirnya mendapat tanggapan dari para ahli ekonomi dan menjadi teori yang berpengaruh dalam ilmu ekonomi. Selain itu, Malthus juga dikenal sebagai pelopor ekonomi modern pada saat Permasalahan mengenai agregat demend mulai dikenal, yang menjadi dasar pemikiran Ricardo dan Mills

Pokok tesis Malthus ini adalah pemikiran bahwa pertumbuhan penduduk cenderung melampui pertumbuhan persediaan makanan. Dalam esainya yang orisinal, Malthus menyuguhkan idenya dalam bentuk yang cukup kaku. Dia menyatakan bahwa penduduk cenderung tumbuh secara "deret ukur" (misalnya, dalam lambang 1, 2, 4, 8, 16 dan seterusnya) sedangkan persediaan makanan cenderung tumbuh secara "deret hitung" (misalnya, dalam deret 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7 dan seterusnya). Dalam tesisnya Malthus juga mengatakan bahwa penduduk cenderung bertumbuh secara tak terbatas hingga mencapai batas persediaan makanan. Sehingga Malthus berkesimpulan bahwa kuantitas manusia akan kejeblos ke dalam rawa-rawa kemiskinan dan berada ditubir kelaparan. Dalam jangka panjang, tak ada kemajuan teknologi yang dapat mengalihkan keadaan itu, karena kenaikan suplai makanan terbatas, sedangkan pertumbuhan penduduk tak terbatas, dan bumi tak mampu memproduksi makanan untuk menjaga eksistensi manusia.

Cara yang dapat membendung pertumbuhan penduduk tersebut antara lain adalah dengan melalui peperangan, wabah penyakit, atau malapetaka laiinya yang dapat mengurangi jumlah penduduk. Namun penderitaan semacam itu hanya dapat mengurangi jumlah penduduk sementara, sedangkan pertumbuhan penduduk akan terus berlanjut dan jumlah penduduk terus semakin banyak. Hingga akhirnya Malthus mengusulkan cara yang lebih baik untuk mencegah kelebihan penduduk adalah dengan "pengendalian moral." Yang dia maksud dengan istilah itu adalah suatu gabungan dari kawin lambat, menjauhi hubungan seks sebelum nikah, atau menahan diri secara sukarela dari frekuensi sanggama. Tetapi, Malthus cukup realistis dan sadar bahwa umumnya orang tidak ambil peduli dengan pengendalian-pengendalian macam begitu. Dia selanjutnya berkesimpulan bahwa cara yang lebih praktis adalah tetap berpegang pada apa adanya: kelebihan penduduk adalah sesuatu yang tidak bisa dihindari lagi dan kemiskinan merupakan nasib yang daripadanya orang tidak mungkin bisa lolos.

Doktrin Malthus juga punya akibat penting terhadap teori ekonomi. Para ahli ekonomi yang terpengaruh Malthus berkesimpulan bahwa, dalam keadaan normal, kelebihan penduduk dapat mencegah kenaikan upah melampaui batas yang layak. Hal itu disebabkan karena jumlah tenaga kerja menentukan harga suatu barang komoditi, yang akan dimasukkan kedalam teori ongkos produksi dalam mencari bagian dari profit.

Teori efektif demend menyatakan bahwa permintaan yang tinggi mempengaruhi penawaran lama jangka waktu yang berkelanjuatan. Efektif demend juga cerminan dari kualitas tenaga kerja dan profit, dengan kata lain nilai permintaan harus dapat menutupi biaya yang timbul, modal, dan bahan baku plus profit yang sesuai dengan nilai yang dibayarkan produsen. Sama dengan Smith, Malthus juga menganggap bentuk pertukaran yang paling sering adalah pertukaran barang dan labour. Nilai tenaga kerja yang dipekerjakan oleh pemegang modal akan lebih rendah dibandingkan nilai barang yang mereka hasilkan.

Seperti Keynes, Malthus sedang berusaha menjaga masyarakat dari terjun
ke dalam kekacauan yang dipicu oleh bencana ekonomi. Malthus berusaha untuk mencegah kapitalisme industri, yang dilihatnya sebagai sesuatu yang menghancurkan. Malthus melihat adanya kelas pekerja dan bangsawan dalam kapitalisme. Kelas bangsawan dapat hidup memadai, sedangkan kelas pekerja hanya cukup untuk bertahan hidup.

Jeremy Bentham

Jeremy Bentham adalah seorang filusuf, ahli politik, hukum, dan  menganut paham utilitarianisme. Bentham lahir di London, Inggris, pada 15 Februari 1748. Bentham adalah seorang "anak ajaib" yang bisa membaca Bahasa Latin sebelum ia berumur empat tahun dan berbicara Bahasa Perancis pada umur enam tahun. Ayahnya adalah seorang pengacara kaya yang ingin sekali melihat anaknya duduk di Wolsack. Setelah lulus dari Oxford, Bentham mengambil studi hukum dan diizinkan menjalani profesi sebagai pengacara. Namun karena kecewa dengan sistem peradilan di Inggris, Bentham berhenti sebagai pengacara dan bercitia-cita mereformasi sistem peradilan.

Kontribusi utamanya dalam pemikiran ekonomi adalah apa yang kemudian disebut teori utilitas, landasan ekonomi yang dipegang pada 1860-an. Teori sifat manusia yang berdiri di tengah utilitarianisme Bentham terkandung dalam Principles of Morals and Legislation yang diterbitkan pada tahun 1780. Dalam buku itu, Bentham menjelaskan mengenai "prinsip utilitas", dimana manusia diatur oleh perjuangan setelah kesenangan dan penghindaran rasa sakit: "dalam semua yang kita lakukan, dalam semua yang kita katakan, dan dalam semua yang kita pikirkan."

Teori ini menjadi penting setelah kematian Bentham. Ekonomi politik klasik yang menjadi jantung teoretis adalah teori nilai kerja. Hal itu diungkapkan oleh Adam Smith dan Ricardo. Dalam kaitannya dengan hal ini, Ricardo dalam paragraph pertama Prinsip Politik ekonomi dan Perpajakan memberikan dasar untuk memahami pentingnya hukum pendapatan dan distribusi kekayaan - seperti antara tiga kelas dari populasi: Hasil bumi - semua yang berasal dari permukaan oleh aplikasi kerja, mesin, dan modal, dibagi di antara tiga kelas masyarakat, yaitu pemilik tanah, pemilik saham atau modal yang diperlukan untuk budidaya, dan buruh oleh industri yang sudah dibudidayakan. Tetapi dalam berbagai tahap masyarakat, proporsi dari seluruh hasil bumi yang akan dialokasikan untuk masing-masing kelas, di bawah nama sewa, keuntungan, dan upah, akan sangat berbeda. Untuk menentukan hukum yang mengatur distribusi ini merupakan masalah utama dalam Ekonomi Politik.

Seperti revolusi industri dan kapitalisme yang bergerak menuju abad pertengahan,
perjuangan kelas atas apa yang mereka sebut dengan hukum akan ada tiga persaingan: Kapitalis versus tuan tanah, para kapitalis versus pekerja industri, dan pekerja versus kekuatan industri. Utilitarianisme dan keturunannya, teori utilitas ekonomi, fokusnya bergeser dari hal-hal produksi menuju psikologis/ mental dari semua unit dan pasar, di mana hal-hal yang dibeli dan dijual, dan di mana pembeli dan penjual berperilaku sebagai respons terhadap antisipasi kesenangan atau sakit.

Pada bab berikutnya Douglas membahas doktrin ini secara lebih lengkap. Ini adalah salah satu yang tergantung pada setiap orang, di mana-mana, sepanjang waktu, sedang menghitung, rasional manusia: tidak ada kelas, tidak ada sejarah, tidak ada masa lalu, tidak besok; hanya membeli dan menjual, secara rasional, kita semua, sepanjang waktu.

John Stuart Mill

John Stuart Mill lahir di London pada 20 Mei 1806, dan meninggal di Prancis pada 8 Mei 1883. John Sturat Mill adalah adalah salah satu tokoh pendukung kapitalisme pasar bebas. Karyanya yang berjudul Principles of Political Economy pertama kali diterbitkan pada tahun 1848, yang merupakan salah satu buku yang paling banyak dibaca dari semua buku tentang ekonomi pada masa itu.

Semua pengaruh intelektual Mill didapat dari ayahnya, James Mill, dan juga dorongan pengaruh Letnan Bentham dan penasehat Ricardo. Dengan ajaran ayahnya, dia mulai belajar bahasa Yunani dan aritmatik pada usia 3 tahun, bahasa Latin pada usia 8 tahun dan kemudian geometri, aljabar, kimia, dan fisika, logika pada usia 12 tahun dan ekonomi politik pada usia 13 tahun. Pada umur 17 tahun dibawah pengawasan ayahnya, karirnya dengan EIC menduduki jabatan tertinggi selama 35 tahun dan berakhir dengan pengunduran dirinya saat perusahaan dilikuidasi pada tahub 1858.

J.S. Mill adalah seorang pendukung laissez-faire. Dia berpendapat bahwa pasar bebas tidak boleh diserahkan kepada dirinya sendiri, sehingga diperlukan intervensi pemerintah untuk melindungi tenaga kerja dan tanah. Dia memandang adanya hubungan terbalik antara pekerjaan dan pendapatan. Awal dari sintesis ekonomi politik klasik Mill ditandai dengan analitis kebingungan dan kontradiksi, tidak disebabkan oleh kurangnya kecerdasan tetapi oleh ketidakmampuan untuk mendominasi pikirannya dengan ideologi implisit atau eksplisit dalam ekonomi politik klasik.

Pendapat Mill bertentangan dengan pendapat Ricardo yang menyatakan bahwa upah ditentukan oleh tingkat subsistensi, yaitu tingkat yang ditetapkan oleh para pemilik sarana produksi pada apa yang mereka anggap tingkat yang diinginkan dari total keuntungan. Bukan pasar yang abstrak, tetapi kekuatan lah yang menetapkan upah. Upah naik dan turun dalam menjaga kekuatan tuan tanah untuk menetapkan tarif.

Karl Marx

Karl Marx lahir di Trier, distrik Moselle, Prussian Rhineland, Jerman pada tanggal 15 Mei 1818. Marx dikenal sebagai pelopor ideologi sosialis. Marx tumbuh di tengah pergolakan politik yang dikuasai oleh kekuatan kapitalis para Borjuis yang menentang kekuasaan aristokrasi feodal dan membawa perubahan hubungan sosial. Meskipun ia memperjuangkan kelas orang-orang tertindas sebagai referensi empiris dalam mengembangkan teori filsafatnya, namun ia lebih dikenal sebagai peletak dasar ideologi komunis.

Marx meninggal di London pada 13 Maret 1883, sebelum ia menyelesaikan dua jilid terkhir dari bukunya yang sangat populer, Das Kapital yang diterbitkan pada tahun 1867. Kedua jilid lanjutan yang belum rampung tersebut diselesaikan oleh sahabatnya Friederich Engels yang dirujuknya dari catatan-catatan dan naskah peninggalan Marx.

Pemikiran Marx tentang ide-ide sosialis, perjuangan masyarakat kelas bawah, terutama disebabkan karena ia lahir di tengah pertumbuhan industri yang berbasis kapitalis. Perusahaan-perusahaan yang mempekerjakan buruh dengan jam kerja yang sangat panjang setiap hari, yang sifatnya paten dan dengan upah yang sangat minim. Upah yang sangat minim yang diperoleh para buruh, bahkan hanya cukup membiayai makan sehari. Marx melihat kelas sosial yang tercipta berdasarkan hubungan kerja yang terbangun antara para pemilik modal dan buruh sangat bertentangan dengan prinsip keadilan. Kelas sosial paling bawah yang terdiri atas kelompok buruh dan budak, sering diistilahkan dengan kaum ploretar. Adanya kelas sosial yang menciptakan hubungan yang tidak seimbang tersebut, membawanya pada pemikiran ekstrem, penghapusan kelas sosial.

Konsep Marx tentang lahirnya masyarakat tanpa kelas dinilai utopis. Hal ini terutama dihadapkan pada dimensi kodrati manusia yang lahir dengan kekhasan dan keberagaman dalam segala hal, termasuk dalam tinjauan kelas-kelas sosial. Namun, preperensi tersebut justru menjadi inspirasi bagi manusia untuk memaknai hidupnya sebagai sebuah perjuangan, perjuangan untuk memperbaiki nasib, untuk hidup yang lebih baik. Permasalahan tidak berhenti pada adanya kelas sosial ansich, akan tetapi ide Marx yang humanis ingin menggugah kesadaran manusia tentang kehidupannya, tidak menyerah kepada nasib dan dogma agama sekalipun.

Mengembalikan kesadaran manusia untuk memaknai hidupnya adalah inti dari pemikiran Marx. Sistem kapitalisme telah membawa alam kesadaran para buruh pada kondisi keterasingan (alienasi). Menurut Marx ada empat aspek utama yang membuat kita teralienasikan dari kerja kita di bawah kapitalisme, yakni: alienasi dari produk, dari aktivitas produksi, dari esensi-spesies kita, dan dari orang lain. Pertama, alienasi dari produk terlihat dari pola pekerja yang memproduksi sebuah objek namun tidak berkuasa untuk menggunakan atau memiliki obyek tersebut. Kedua, alienasi dari aktivitas produksi. Menurut Marx, pembagian kerja kapitalis yang secara tipikal telah membawa pekerja pada degradasi keahlian (deskilling), setiap individu direduksi hanya pada satu tugas yang repetitif dan tidak perlu memakai otak, mereka tidak beda dengan mesin, diprogram untuk membuat gerakan yang sama berulang-ulang. Ketiga, alienasi dari esensi-spesies. Marx berpendapat bahwa di bawah kapitalisme, mayoritas perkerja tidak dapat menikmati ciri-ciri khas manusiawinya. Mereka berproduksi setengah hari mempertaruhkan seluruh kemampuan didorong untuk dandari bekerja. Bagi Marx para pekerja baru merasa menjadi manusia ketika mereka tidak bekerja. Keempat, bekerja dengan jam kerja yang panjang, para buruh sangat susah memperoleh waktu untuk berinteraksi dengan orang lain, bahkan terkadang waktu untuk keluarga pun tereduksi oleh pekerjaan. Bahkan menurut Marx, kita hanya menganggap diri kita hanyalah orang yang pergi bekerja untuk mendapatkan uang, kemudian pergi ke toko dan menghabiskannya, pada titik ekstrem mengarahkan kita menjadi masyarakat konsumtif.

Karya lain dari Marx yang terkenal adalah The Communist Manifesto yang ditulis pada bulan Desember 1847 dan diterbitkan pertama kali pada bulan Februari 1848. Isi manifesto pada dasarnya ialah menganjurkan kaum proletar (kelas buruh) agar mengadakan revolusi untuk menghapuskan tatanan sosial yang borjuis yang nantinya akan menghapus perbedaan kelas dan negara, dan penghapusan milik pribadi.

Dalam pendahuluan The Communist Manifesto diawali dengan penganalogian komunisme sebagai “hantu”. Kutipan mengenai hal itu adalah sebagai berikut:
Ada hantu berkeliaran di Eropa—hantu Komunisme. Semua kekuatan Eropa lama seperti Paus dan Tsar, Metternich dan Guizot, kaum Radikal Perancis dan mata-mata polisi Jerman telah menyatukan diri dalam suatu persekutuan keramat untuk mengusir hantu ini”.

Pada bagian awal Marx juga mengatakan: “Sejarah terbentuknya masyarakat dari awal hingga saat ini adalah sejarah perjuangan kelas. Orang merdeka dan budak, bangsawan dan rakyat jelata, tuan dan pembantu, tuan tanah dan pengelana, pendeknya: penindas dan yang tertindas, senantiasa ada dalam pertentangan satu dengan yang lain, melakukan perjuangan yang tiada putus-putusnya, kadang-kadang dengan tersembunyi, kadang-kadang dengan terang-terangan. Suatu keniscayaan perjuangan yang selalu akan berakhir dengan penyusunan kembali tatanan masyarakat secara umum maupun hancurnya kelas-kelas yang bermusuhan.”

Selanjutnya dikatakan bahwa perjuangan kelas di bawah sistem kapitalisme terjadi antara orang-orang yang memiliki alat produksi, para borjuis, dan para buruh yang bekerja mencari upah atau yang disebut dengan proletar. Marx dan Engels menganggap walaupun kaum borjuis telah memainkan peranan penting dalam menghapus feodalisme, kaum ini juga telah mengalami kemunduran karena telah menciptakan kontradiksi dalam sistem kapitalisme, yaitu antara kekuatan produksi dan hubungan produksi.

Bagaimanapun, syarat terpokok untuk hidup dan berkuasanya kelas borjuis, adalah terbentuknya dan bertambah besarnya capital (syarat untuk kapital ialah adanya kerja-upahan). Kerja-upahan akhirnya semata-mata hanya terjadi dalam persaingan di antara kaum buruh sendiri. Runtuhnya borjuasi dan menangnya proletariat adalah suatu keniscayaan yang tak dapat terelakkan lagi.


Penutup

Tahun 1750-1850 adalah masa kelahiran dan perkembangan awal dari kapitalisme. Munculnya kapitalisme ini berawal pada kaisar dan raja-raja di Eropa dan Rusia yang menjadikan agama sebagai alat pemeras, penganiaya dan penghisap darah rakyat. Para pemuka agama pada waktu itu dijadikan sebagai perisai untuk memenuhi keinginan mereka. Dari kondisi seperti itu, maka berikutnya menimbulkan pergolakan yang sengit, yang kemudian membawa kebangkitan bagi para filosof dan cendikiawan. Sebagian dari mereka mengingkari adanya agama secara mutlak, sedangkan sebagian yang lain mengakui adanya agama tetapi menyerukan agar dipisahkan dari kehidupan dunia. Sampai akhirnya pendapat mayoritas dari kalangan filosof dan cendekiawan itu lebih cenderung memilih ide yang memisahkan agama dari kehidupan, yang kemudian menghasilkan usaha pemisahan antara agama dengan negara.

Teori Adam Smith dengan hukum-hukum sistem pasar telah melahirkan sistem ekonomi kapitalisme. Setelah kapitalisme merajalela di mana-mana dan menimbulkan penderitaan dan kesengsaraan masyarakat buruh yang diperas dan dihisap, Karl Marx menentang pemikiran Smith mengenai kapitalisme tersebut, dan memunculkan komunisme. Dan hingga saat ini kapitalisme dan komunisme merupakan faham yang banyak dianut diberbagai negara di dunia dan mempunyai pengaruh dan peran yang sangat besar terutama dalam bidang ekonomi.



Referensi:

_____. Adam Smith. http://id.wikipedia.org/wiki/Adam_Smith. 12 Maret 2010. _____. Kapitalisme. http://id.wikipedia.org/wiki/Kapitalisme. 12 Maret 2010.
_____. David Ricardo. http://id.wikipedia.org/wiki/David Ricardo. 8 Maret 2010.
_____. Ilmu Ekonomi. http://id.wikipedia.org/wiki/Ilmu_ekonomi. 12 Maret 2010.
_____. Sejarah Teori Ekonomi. http://id.wikipedia.org/wiki/Sejarah_teori_ekonomi. 12 Maret 2010.
_____. Thomas Malthus. http://id.wikipedia.org/wiki/Thomas_Malthus. 8 Maret 2010.
Afriaynti Nur Laili. 2009. Memahami Kembali Kapitalisme Adam Smith. http://ekonomi.kompasiana.com/2009/11/06/memahami-kembali-kapitalisme-adam-smith/. 12 Maret 2010.
Anugerah. 2004. Ekonomi Islam dalam Pandangan Smith. http://www.hudzaifah.org/Article171.phtml. 12 Maret 2010.
Dowd Douglas. 2000. Capitalism and Its Economics: A Critical History. London: Pluto Press.
Triono Condro Dwi. 2010. Sejarah dan Perkembangan Ekonomi Kapitalisme. http://asy-syihab.blogspot.com/2010/01/sejarah-dan-perkembangan-ekonomi.html. 12 Maret 2010.

No comments:

Post a Comment